Indah Kurnia: DPR Harus Sikapi Bijak Hasil Survei LSI
Politikindonesia – Melorotnya citra para politisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memang tak terbantahkan. Beragam sikap dan ulah yang dipertontonkan wakil rakyat tersebut turut membuat citranya semakin melorot dimata publik. Hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) akhir pekan lalu, menunjukkan itu. DPR harus menyikapi hal itu dengan bijak agar mampu meraih kembali kepercayaan masyarakat.
Setidaknya, demikian pendapat yang dikemukakan oleh anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Indah Kurnia . “Kalau melihat realitas yang ada, saya kira hasil survei itu wajar. Bagaimana masyarakat tidak muak melihat berbagai perilaku negatif sejumlah anggota DPR yang setiap hari menghiasi pemberitaan media massa Tanah Air,” ungkap Wakil Ketua Bidang Infokom DPD PDIP Provinsi Jawa Timur tersebut. Bagi politisi perempuan yang duduk di Komisi XI DPR tersebut, sebaiknya segenap rekan-rekannya di Senayan dapat bijak dalam menyikapi kritikan yang memang cukup menyesakkan dada ini. “Saya pikir langkah tepat dalam menyikapi kritikan ini, yaitu dengan memperbaiki performance dan kinerja dari diri masing-masing. Tunjukkan bahwa itu hanya perbuatan segelintir oknum saja yang selama ini merusak citra lembaga yang terhormat ini,” ajak politisi Pemegang Rekor MURI sebagai Perempuan Manajer Sepakbola Pertama yang berhasil membawa Tim Persebaya menjadi Juara Liga Indonesia 2006 Selain menyampaikan berbagai pendapatnya tentang hasil survei LSI terkait citra DPR, Indah juga mengomentari terkait memanasnya hubungan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan DPR belakangan. Berikut penuturan perempuan kelahiran Surabaya, 11 Agustus 1962 ini, kepada Mirza Fichri daripolitikindonesia.com di Gedung DPR, Jakarta, pada Rabu (05/10). Bagaimana Anda menyikapi hasil survei LSI tentang semakin melorotnya citra politisi DPR di mata publik? Dengan kondisi yang terjadi dan begitu hingar bingarnya pemberitaan negatif yang menimpa sejumlah anggota dewan beberapa bulan terakhir ini, saya rasa hasil survei yang dipublikasikan oleh lembaga survei tersebut adalah wajar. Kalau anda bertanya bagaimana saya harus bersikap, selaku anggota dewan tentunya saya prihatin melihat keadaan seperti ini. Namun, saya tetap berpikir positif terhadap persoalan tersebut. Artinya, semua ini saya jadikan sebagai kritik terhadap diri saya agar tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan amanat yang telah diberikan rakyat kepada saya. Untuk itu, saya perlu menunjukkan kinerja yang baik kepada rakyat. Dan itulah yang saya lakukan. Berarti anda pun tidak terkejut dengan hasil survei LSI tersebut? Ya tidak lah. Saya pikir di zaman reformasi dan era demokrasi yang serba terbuka seperti sekarang ini, segala sesuatu yang terjadi di republik ini tak mungkin lagi dapat ditutup-tutupi. Segala sesuatu, sudah dapat dilihat secara terang benderang oleh publik. Dengan kondisi serba transparan seperti sekarang ini, rasanya kita tak perlu lagi menutupi borok yang terjadi pada lembaga yang terhormat ini. Tapi, perlu saya sampaikan di sini, bahwa perilaku buruk yang mencoreng DPR sebagai lembaga, hanya dilakukan oleh segelintir oknum. Karena itu, saya berharap publik juga jangan menggeneralisir persoalan. Dengan kata lain, tak semua anggota dewan memiliki kinerja dan moral yang buruk. Masih banyak anggota yang memiliki idealisme tinggi dan terpuji dalam memperjuangkan kepentingan rakyat banyak.
Seperti telah saya singgung di atas, wajar saja kalau publik kini semakin muak dengan para politisi, terutama yang berada di Senayan. Soalnya, setiap hari mereka disodorkan oleh berbagai pemberitaan negatif para anggota dewan, baik di media cetak, media elektronik dan juga media online. Bayangkan saja, mulai dari persoalan anggota yang malas menghadiri rapat, tersangkut kasus hukum seperti penipuan atau pemalsuan, terlibat korupsi, suap menyuap, kasus mafia anggaran hingga persoalan moral terkait tertangkapnya salah satu anggota dewan membuka situs porno saat sidang. Selama beberapa bulan terakhir kan secara terus menerus menghiasi halaman-halaman media yang otomatis menjadi konsumsi informasi publik. Akumulisi semua kasus itu tentu membuat kredibilitas DPR jatuh di mata masyarakat. Untuk mengembalikan citra lembaga yang terhormat ini ke depan, apa yang perlu dilakukan? Saya rasa, semua ini kembali ke diri masing-masing untuk bertanggungjawab mengembalikan citra positif DPR sebagai lembaga tinggi negara yang terhormat. Saya hanya dapat menghimbau agar teman-teman anggota dewan dapat berlapang dada menerima kritikan yang tidak dapat dipungkiri lagi ini. Selanjutnya, diawali dari diri kita masing-masing, marilah kita berupaya merubah citra buruk tersebut dengan cara menunjukan kinerja yang baik, yaitu kembali ke track sebagai orang yang dipercaya oleh konstituen kita masing-masing, untuk mewakili mereka di lembaga terhormat ini, yaitu untuk memperjuangkankepentingan rakyat bukan kepentingan pribadi atau golongan saja. Bagaimana dengan tudingan ada kepentingan politis di balik semua ini? Sebagai lembaga politik, segala sesuatu yang terjadi pada DPR dapat dipastikan ada nuansa politisnya. Tapi, saya pikir kita berpikir positif saja lah. Kita terima kritikan itu sebagai bahan intropeksi diri demi perbaikan ke depan. Ke persoalan lainnya, bagaimana anda melihat DPR dan KPK yang terkesan berseteru terkait kasus Banggar? Kalau melihat dengan pikiran jernih, saya menyimpulkan sebetulya tidak ada masalah subtansial yang perlu dipertajam diantara KPK dan DPR. Namun begitu, saya melihat hanya ada miskomunikasi diantara dua lembaga tersebut. Karena itu, masing-masing pihak perlu duduk bersama untuk membicarakan dengan hati yang dingin dan meninggalkan ego sektoral masing-masing. Kalau itu dilakukan, saya pikir tak ada masalah. Rapat konsultasi kemarin berlangsung dengan situasi yang cukup panas, malah ada anggota DPR yang ingin KPK dibubarkan saja. Komentar anda? Dalam sebuah rapat konsultasi, saya rasa biasa kalau terjadi perdebatan-perdebatan panas seperti itu. Jadi, tak perlu disikapi berlebihan. Saya yakin semuanya akan selesai dengan baik. Kalau soal adanya pendapat agar KPK dibubarkan, itu hanya salah persepsi saja. Saya yakin semua anggota dewan untuk saat ini, tak menghendaki KPK dibubarkan. (mz/kap) Sumber: http://www.politikindonesia.com/index.php?k=wawancara&i=27190-Indah-Kurnia:-DPR-Harus-Sikapi-Bijak-Hasil-Survei-LSI-