Parlemen Pemuda: Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan

“Apa yang anda bayangkan jika mendegar kata parlemen?” . “Korupsi”, “tidur” , “selingkuh” dan sederet kata lain. Begitulah suasana ketika pertanyaan di atas dilemparkan kepada anak-anak muda untuk mengecek persepsi mereka tentang parlemen. Lantas, muncul anggapan bagaimana mungkin partisipasi masyarakat bisa maksimal, jika melihat parlemen negatif.

Karenanya, dalam rangka mendorong partisipasi tersebut, IPC merancang satu model pendidikan parlemen yang disebut dengan parlemen pemuda. Parlemen pemuda merupakan bentuk pendidikan keparlemenan untuk para pemuda dan mahasiswa yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang parlemen juga kesadaran untuk berpartisipasi dalam proses kebijakan di parlemen, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

parlemen pemuda

Untuk mencapai tujuan tersebut, IPC telah mengembangkan modul training keparlemenan dengan berbagai materi dan metode. Peserta training selama delapan hari akan memperoleh berbagai materi. Mulai dari demokrasi perwakilan, partai politik, parlemen dan fungsi-fungsi parlemen. Bagi sebagian peserta, materi-materi tersebut tentu agak berat dicerna. Oleh karena itu, IPC menggunakan metodologi partisipatif dalam menyampaikan. Peserta dalam hal ini dilibatkan langsung untuk merasakan dinamika berparlemen melalui simulasi-simulasi, permainan peran, diskusi kelompok, penyisiran lapangan dan brainstorming.

Gabungan materi dan metode yang telah dirumuskan oleh IPC telah menghasilkan training yang menyenangkan dan memberikan perspektif yang lebih objektif dalam melihat parlemen bagi para peserta. Berbekal pandangan tersebut, keinginan untuk berpartisipasi di parlemen menjadi tumbuh dengan tetap mengedepankan sisi kritisisme terhadap permbaut kebijakan. Dengan demikian, terbentuk pemahaman bahwa parlemen adalah lembaga yang objektif dan merupakan pintu untuk memperbaiki kebijakan yang lebih pro publik.

Semenjak 2006 hingga 2008, IPC telah menyelenggarakan enam angkatan parlemen pemuda dengan melibatkan 146 Mahasiswa dari perguruan tinggi-perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Mereka menggabungkan diri dalam jaringan parlemen pemuda Indonesia. Di masing-masing daerah, sebagian besar alumni memperoleh manfaat dari training dalam keseharian mereka dalam berbagai profesi, aktifis NGO, fungsionaris partai politik, peneliti mapun sebagai warga masyarakat yang mengorganisir masyarakat sekitarnya. Pengalaman yang diperoleh di training bermanfaat bagi mereka ketika mengadvokasi kebijakan di parlemen, mengawasi kinerja parlemen atau sekedar memberi masukan kepada anggota dewan. Hal demikian merupakan dampak kecil dari training yang sudah dilaksanakan oleh IPC.

parlemen_pemuda
Berjalannya parlemen pemuda untuk mahasiswa memberikan dampak peningkatan partisipasi meskipun masih sangat sedikit, . Berdasarkan pengalaman tersebut, IPC berharap dampak tersebut bisa lebih luas dan lebih berkesinambungan kepada masyarakat. Pendidikan parlemen pemuda kemudian dikembangkan dengan melibatkan kader muda partai politik.

Gagasan parlemen pemuda untuk kader muda partai politik muncul menjelang pemilihan umum 2009 diselenggarakan. IPC melihat partai-partai peserta pemilu belum semua memiliki sistem pendidikan yang mempersiapkan åkader untuk menduduki kursi di parlemen. Banyak anggota parlemen terpilih belum menguasai bagaimana parlemen bekerja, sehingga butuh waktu satu hingga dua tahun untuk mengenal tempat kerjanya. Padahal, dia dipilih untuk menyuarakan konstituen di dapilnya.

Kondisi tersebut akan menghambat penyelenggaraan demokrasi perwakilan di Indonesia. Ditambah lagi dengan masalah sistem pemilu yang memberikan “ruang” dilakukannya praktek transaksi politik, makin jauh harapan masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pembuat kebijakan di gedung parlemen.

Berdasarkan kondisi tersebut, IPC menggagas sebuah program yang disebut dengan parlemen pemuda untuk kader muda partai politik. Program ini merupakan program pendidikan parlemen yang dikhususkan bagi kader muda partai politik dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kader muda partai tentang mekanisme kinerja parlemen dan keahlian-keahlian apa yang dibutuhkan untuk memaksimalkan kinerja parlemen tersebut. Selain itu, program ini merupakan wahana pembelajaran bagi partai politik dalam membangun sistem kaderisasi dan pendidikan kader internal mereka dalam konteks pengisian jabatan di parlemen.